Selasa, 21 Februari 2012

Pengakuan Pengamen


Terngiang kembali lagu itu. Yah, sebuah lagu yang dinyanyikan oleh sekelompok pengamen saat dalam perjalanan menuju kebun teh sirah kencong, Blitar. Penataran lebih menyenangkan saat lagu iku dilantunkan dengan diiringi musik. Lirik lagu itu mudah di hafal menurutku, dan memang nadanya mudah ditirukan. Dengan segala rasa penasaranku, aku bertanya kepada mas yang mengiri lagu itu dengan gitar, "judul lagu ini apa mas ?". Ehh, si mas cuma ketawa aja. Tak sampai disitu rasa penasaranku, kemudian aku bertanya kepada mas restorasi yang sedang lewat sambil membawa makanan yang akan dijual, "mas tau gak judul lagunya ini apa ?". Aku berharap tak bertanya pada orang yang salah, karena mas itu ikut bersenandung. Dan ternyata mas itu juga tak tahu lagu itu. Lalu mas restorasi bertanya kepada mas gitar, "judule lagu iki opo yo mas ?". Mas gitar menggeleng, yang berarti dia juga tak tahu. Aku cuma bisa menggelengkan kepala yang berarti heran.
Aku dapat menemukan jawaban judul, lirik lagu serta mp3 lagu itu dalam dunia google. Lagu itu dalam aliran koplo dangdut yang dilantunkan oleh Yuni Ayunda. Hehehe





ternyata begitu berat
jalankan segala perintah-Mu
begitu banyak rintangan
tuk menghadapkan wajah ke hadirat-Mu Tuhan
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
indahnya dunia ini
membuat aku terlena
bekerja dan terus bekerja
tak kenal waktu dan tak kenal lelah

gema adzan subuh kami lelap tertidur
gema adzan dhuhur kami sibuk bekerja
gema adzan ashar kami luluh di dunia
Tuhan pantaskah surga untukku

gema adzan maghrib kami di perjalanan
gema adzan isya’ lelah tubuhku Tuhan
aku yang sombong dan aku yang lalai
enggan bersujud padamu Tuhan

indahnya dunia ini
membuat aku terlena
bekerja dan terus bekerja
tak kenal waktu dan tak kenal lelah

gema adzan subuh kami lelap tertidur
gema adzan dhuhur kami sibuk bekerja
gema adzan ashar kami luluh di dunia
Tuhan pantaskah surga untukku

gema adzan maghrib kami di perjalanan
gema adzan isya’ lelah tubuhku Tuhan
aku yang sombong dan aku yang lalai
enggan bersujud padamu Tuhan

indahnya dunia ini
membuat aku terlena
bekerja dan terus bekerja
tak kenal waktu dan tak kenal lelah

gema adzan subuh kami lelap tertidur
gema adzan dhuhur kami sibuk bekerja
gema adzan ashar kami luluh di dunia
Tuhan pantaskah surga untukku

gema adzan maghrib kami di perjalanan
gema adzan isya’ lelah tubuhku Tuhan
aku yang sombong dan aku yang lalai
enggan bersujud padamu Tuhan

indahnya dunia ini
membuat aku terlena
bekerja dan terus bekerja
tak kenal waktu dan tak kenal lelah

gema adzan subuh kami lelap tertidur
gema adzan dhuhur kami sibuk bekerja
gema adzan ashar kami luluh di dunia
Tuhan pantaskah surga untukku

gema adzan maghrib kami di perjalanan
gema adzan isya’ lelah tubuhku Tuhan
tak ada waktu membaca firman-Mu
dan tak ada waktu bersujud pada-Mu

begitu besar kasih dan sayang-Mu
begitu banyak rahmat dan karunia-Mu
aku yang sombong dan aku yang lalai
enggan bersujud padamu Tuhan


Source: http://liriklaguindonesia.net/yuni-ayunda-pengakuan-ngamen.htm#ixzz1n4yczns0


Lagu ini membuatku bersenandung setelah sebait aku mendengarkannya, karena lagu ini begitu friendly. Namun, isi dari lagu itu menghujam dadaku. Aku memang tak suka kepada mereka yang jauh dari Tuhannya. Tapi aku juga tahu, tak sepenuhnya mereka salah. Sebagian kesalahan itu terletak pada kita, karena kita. Kita yang tak peduli semua tentang mereka, kita yang selalu memunculkan stratifikasi maupun diferensiasi dalam lingkungan, tentang kita yang hanya mempunyai satu perspektif saja, karena kita yang egois, padahal Dia Yang Maha Sempurna memeluk kita bahkan ketika kita benar-benar kotor dan tak ada yang mau mendekati kita. Dia tinggal dalam hati kita dan tak pernah meninggalkan kita, pun ketika kita meninggalkannya.


Wahai saudaraku, tetaplah menjadi bagian dari lagu-lagu yang syarat akan makna kehidupan
Wahai pengamen, teruslah berkarya dengan sebenar-benarnya dunia dengan kejujuran
Wahai seniman jalanan, berjuanglah mengalahkan kekejaman dunia agar kau tak terkucilkan
Wahai Orang Indonesia, bersemangatlah karena jika kau lemah, kau akan terabaikan
Kita sama, sama sama sepersusuan dengan ibu pertiwi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar