Selasa, 12 Juni 2012

Triangular Theory of Love ^^


Kawan, ternyata cinta juga ada teorinya lohh :D udah lama aku mau post ini, tapi baru sempet sekarang. Hehehe ^_^v
Aku baru tahu ini ketika aku udah kuliah di Fakultas Psikologi Unair tercinta. Aku baru benar-benar mendapatkan materi ini ketika semester II, mata kuliah Psikologi Sosial II dengan judul PPT “Interpersonal Attraction” oleh Prof. Suryanto. Meski sebelumnya aku udah berselancar mencari tahu tentang Teori ini.
Jika anda ingin mengerti tentang Teori Cinta dalam perspektif Psikologi, yuk baca Teori Cinta menurut Pak Sternberg dibawah ini :D



Apa sih cinta itu? Topik ini aja udah jadi bahan pembicaraan anak kecil, sayang sekali bukan? Memang cinta mempunyai banyak pengertian, namun apakah dalam semua perspektif cinta yang anda punya itu sehat? Ataukah cinta anda itu lengkap? Sternberg mengemukakan teorinya,Triangular Theory of Love, adalah sebuah teori yang membahas makna, aspek dan jenis-jenis cinta. Teori ini dikemukakan oleh Sternberg dalam jurnal Psychological Review yang berjudul “A triangular theory of love” pada tahun 1986.
Cinta menurut Teori Segitiga Sternberg, terdiri dari tiga aspek, yaitu : keintiman(intimacy) , gairah(passion), dan komitmen(commitment). Cinta yang sempurna adalah cinta yang memenuhi dari ketiga aspek tersebut. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing aspek.

Gairah merupakan elemen fisiologis yang menyebabkan seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati/merasakan sentuhan fisik, ataupun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya. Adanya passion ini menyebabkan dinamika kehidupan cinta antara dua individu yang berbeda jenis kelamin karena merasa bergairah secara seksual terhadap pasangan hidupnya. Kebutuhan seksual merupakan salah satu unsur terpenting untuk mempertahankan kelangsungan keutuhan cinta. Namun, bila dicermati secara mendalam, passion meliputi sentuhan fisik, membelai rambut, berpegangan tangan, merangkul, memeluk dan mencium, serta hubungan seksual namun itu jika mereka sudah menikah.
Gairah cenderung terjadi pada awal hubungan, relatif cepat dan kemudian beralih pada tingkat yang stabil sebagai hasil pembiasaan.
Passion tiap orang berbeda tentunya, bagaimana nafsu dalam cinta diatur kadarnya sesuai dengan kenyataan bukan keinginan. So, hati-hati bagi anda yang belum halal melakukan passion berlebih. Hehehe

Keintiman merupakan elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati dan mempercayai pasangan yang dicintai. Seseorang merasa intim dengan orang yang dicintai karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup di sisinya.
 Keintiman relatif lebih lambat dan kemudian secara bertahap bermanifestasi sebagai meningkatkan ikatan interpersonal. Perubahan keadaan dapat mengaktifkan keintiman, yang dapat menyebabkan intimacy menurun atau justru semakin naik.

Komitmen merupakan dorongan kognitif yang mendorong individu tetap mempertahankan hubungan cinta dengan pasangan hidup yang dicintainya. Komitmen yang sejati ialah komitmen yang berasal dari dalam diri yang tidak akan pernah pudar/luntur walaupun menghadapi berbagai rintangan, godaan, ataupun ujian berat dalam perjalanan kehidupan cintanya. Adanya rintangan, godaan, atau hambatan justru akan menjadi pemicu bagi masing-masing individu untuk membuktikan ketulusan cinta terhadap pasangan hidupnya. Komitmen akan terlihat dengan adanya upaya-upaya tindakan cinta (love behavior) yang cenderung meningkatkan rasa percaya, rasa diterima, merasa berharga, dan merasa dicintai pasangan hidupnya. Dengan demikian, komitmen akan mempererat dan melanggengkan kehidupan cinta sampai akhir hayat. Kematianlah yang memisahkan hubungan cinta tersebut.
Komitmen meningkat relatif lambat pada awalnya, kemudian berjalan cepat, dan secara bertahap akan menetap. Ketika hubungan gagal, tingkat komitmen biasanya menurun secara bertahap dan hilang.

Berdasarkan ketiga aspek tersebut, ternyata tidak semua orang memenuhi syarat sebuah cinta yang sempurna. Bisa saja mereka hanya memenuhi satu atau dua dari tiga aspek tersebut. Bagaimana bila hanya terpenuhi satu atau dua aspek? Stenberg membagi cinta dalam beberapa jenis berdasarkan aspek mana yang terpenuhi. Berikut adalah jenis cinta atau tipe cinta yang dikemukakan oleh Stenberg.






1. Menyukai (Liking) dalam hal ini tidak diartikan dengan sepele. Sternberg mengatakan bahwa menyukai dalam hal ini adalah ciri pertemanan atau persahabatan sejati, di mana seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan yang lain tetapi tidak intens dalam hal gairah atau komitmen jangka panjang. Syarat adanya sifat menyukai adalah terpenuhinya intimacy.
2. Cinta gila (Infatuated love) sering dirasakan sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tapi tanpa aspek keintiman dan komitmen pada cinta, cinta gila mungkin akan menghilang tiba-tiba. Syarat adanya cinta gila adalah munculnya intimacy dan commitment.
3. Cinta kosong (Empty love). Kadang-kadang, cinta muncul tanpa ada perasaan keintiman dan gairah dan itu disebut dengan cinta kosong. Tipe cinta ini hanya ada perasaan untuk berkomitmen tanpa ada keintiman dan gairah diatara mereka. Biasanya ini muncul ketika ada budaya perjodohan dan sering diawali dengan tipe cinta kosong.
4. Cinta romantis (romantic love). Mereka yang memiliki cinta romantis akan terikat secara emosional (seperti pada nomer 1) dan adanya gairah satu sama lain. Syarat adanya cinta romantis adalah munculnya intimacy dan passion (gairah).
5. Pasangan cinta (Companionate love) sering ditemukan dalam pernikahan, di mana gairah sudah tidak nampak lagi, tetapi kasih sayang yang mendalam dan komitmen masih tetap ada. Companionate love umumnya merupakan hubungan antara Anda dengan seseorang yang hidup bersama, tetapi tanpa hasrat seksual atau fisik. Ini lebih kuat dari persahabatan karena dalam hubungan ini ada unsur komitmen. Salah satu contoh cinta yang ada dalam sebuah keluarga adalah bentuk companionate love, juga mereka yang menghabiskan banyak waktu bersama namun tidak ada hubungan seksual dan gairah disana.
6. Cinta bodoh (Fatuous love) dapat dicontohkan saat pacaran dan pernikahan dalam kerenggangan, di mana cinta masih ada komitmen dan gairah, tanpa ada pengaruh keintiman seperti keterikatan, kehangatan, dan kedekatan.
7. Cinta yang sempurna (Consummate love) adalah bentuk lengkap dari sebuah cinta. Ini adalah tipe yang ideal dan banyak orang ingin mencapainya. Sternberg mengingatkan, mempertahankan cinta yang sempurna mungkin lebih sulit daripada mencapainya. Cinta yang sempurna mungkin tidak permanen. Misalnya, jika gairah hilang dari waktu ke waktu, mungkin berubah menjadi cinta companionate.

Keseimbangan antara tiga aspek Sternberg yaitu intimacy, passion dan commitment dalam cinta cenderung bergeser dan dinamis. Pengetahuan tentang aspek cinta dapat membantu pasangan menghindari masalah dalam hubungan mereka.
So, anda termasuk yang mana ? Hehehe Jangan lupa menyuguhkan ketiga aspek diatas ya jika anda ingin mendapatkan yang mendekati sempurna :D

Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar