Selasa, 12 Maret 2013

Tanda Tanya dan Tanda Seru

Ketika hidup penuh ujian, aku sering menghujam kehidupan dengan tanda tanya
Lalu diiringi kalimat dengan tanda seru pada Sang Maha Pemberi Kehidupan
Jika saya berhasil melaluinya maka saya akan menemukan esensi dari ujian itu
Semacam UTS dan UAS, yang akan lebih baik dengan persiapan, pun kebut semalam tak jauh beda
Lalu saya ingat akan putihnya edelweis di ladang rindu bersahabat dengan angin
Hijau daun dibelai kasih hujan dan temaram yang membelai mesra
Bau tanah basah yang menjadi pusat energi bagi makhluk di gundukan tanah
Saya melihat rantai kehidupan, iya, akan terus berputar hingga habis masanya
Hidup dan menghidupi dengan damai tanpa banyak tanda tanya terutama tanda seru
Saya tidak ingin hidup di ujung akar cemara
Tidak juga di ujung daun rumput yang tumbuh
Atau pun di batang rotan yang lapuk
Saya ingin hidup, seperti hujan yang turun dicumbu dingin tanpa tanda tanya
Saya ingin hidup seperti angin yang membawa kabut tipis yang dirindukan dedaunan
Saya ingin hidup seperti suhu dingin dipuncak gunung, meski susah tapi tetap dicari
Saya ingin hidup seperti energi ombak yang menciptakan banyak buih kedamaian
Saya ingin hidup dengan pantulan cahaya setelah datangnya hujan, memberi keindahan
Saya ingin hidup seperti karang yang hanya diam dan tak banyak ingin seperti manusia
Kemudian saya harus mengahiri kelu saya di ujung tulang yang tak berakal

My self on january 8th 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar