Senin, 11 Maret 2013

Tak Selamanya Jatuh Itu Menyakitkan


Jatuh. Akan kah sakit ketika kita merasakannya? Tentu saja tidak. Kita dapat menikmatinya meski dengan luka yang menganga. Apa contohnya? Sederhana saja, jatuh cinta. Saya tidak begitu mengerti mengapa suasana berbunga-bunga itu disebut jatuh cinta. Ahya, mungkin karena meski pun terjatuh untuk mendapatkannya bahkan terus terjatuh dan tidak akan mendapatkannya, semua perjuangan itu indah, nikmat dan bahagia. Tentang perjuangan, saya rasa bukan hanya untuk mengejar, mencari atau pun membangun cinta, tapi juga tentang melepaskan, mengalah dan menghancurkan cinta itu sendiri. Siapa pun bisa berbicara tentang cinta, termasuk saya, bukan begitu? Haha :D
Sebenarnya saya lebih berhati-hati untuk berbicara tentang cinta khususnya tentang jatuh cinta. Saya pikir, apa yang ada di kepala saya tidak akan pernah sama dengan apa yang ada di kelapa Anda. Apa yang saya rasakan, tidak akan pernah sama dengan yang Anda rasakan. Dan sensasi indera saya dalam merespon tidak akan pernah sama dengan sensasi indera Anda.

Begitu berbedanya makna cinta itu sendiri, sehingga setiap orang tidak akan sama ketika mendapatkan cinta, memilih untuk jatuh cinta atau naik cinta *ehh XD
Berjuta rasa, warna dan ceritanya tak akan mampu menggambarkan begitu ajaibnya jatuh cinta. Sebesar dan sekecil apa pun di mata orang lain, ketika kita menyebutnya “jatuh cinta” atau “naik cinta”, maka memang itu adalah sesuatu yang berharga menurutnya. Saya hanya ingin jatuh cinta sekali, pada suami saya nanti. Sekali untuk selamanya, kedengarannya begitu megah kata-kata saya ini, namun banyak hal yang dapat meruntuhkan kemegahan itu sendiri. Seberapa banyak seseorang merasakan jatuh cinta, maka rasanya tak akan sama. Saya teringat kata dosen saya, yang kurang lebih berkata demikian, “Jangan mau jatuh cinta, karena Anda akan dikendalikan oleh cinta. Beradalah di atas cinta agar Anda mudah untuk mengendalikannya…”. Sungguh saya setuju dengan pemikiran seperti itu. Namun terkadang, kita dibuat tak berdaya oleh cinta itu sendiri karena kita tidak bisa memperkirakan kapan kita jatuh di dalamnya. Apakah Anda pernah jatuh cinta? Saya rasa hampir semua orang pernah merasakannya, bahkan mereka yang tersakiti.

Setelah jatuh cinta, saya mengenal satu lagi jatuh yang membahagiakan, yaitu air mata. Air mata selalu jatuh bukan? Hehehe Air mata identik dengan hal yang menyakitkan dan kesedihan. Namun pernahkah Anda melihat orang dengan mimik bahagia namun menjatuhkan air mata mereka? Iya, terkadang mereka tidak ingin sumber air di sudut mata mereka terjatuh dan membanjiri pipi mereka. Sama seperti jatuh cinta, semua itu karena begitu banyak alasan dan datangnya tidak terprediksi. Pernahkah Anda melakukannya?

Ketika menangis karena sedih dan terluka, saya merasakan detak jantung yang bekerja lebih kerasa dari biasanya, udara dalam paru-paru liar keluar masuk sesukanya, dada menjadi sesak, pusing tak terbendung juga seketika Anda menjadi lemah.
Namun saya mengenal satu tangisan yang tidak akan pernah Anda rasakan sakitnya, yaitu air mata karena bahagia. Ajaibnya, jatuhnya air mata kali ini datang tanpa sadar, ya, air mata itu jatuh begitu saja karena haru menahan bahagia karena apapun. Kita bisa mengalaminya tidak hanya karena kita mengalaminya sendiri, tapi kita juga bisa bersimpati dan berempati pada orang lain.

Saya yakin hujan tidak pernah mengutuki takdirnya untuk jatuh. Mungkin ada saatnya hujan senang karena semua makhluk hidup menantinya untuk jatuh. Namun ada juga yang akan sedih bahkan marah ketika jatuh itu datang. Tapi tahukah Anda, bahwa hujan tidak meminta Tuhan untuk menjatuhkannya? Namun saya rasa hujan menikmati apa yang menjadi tadirnya. Seperti saya, entah mengapa saya begitu mencintai hujan. Ketika hujan datang, bukannya menghindar, saya malah berhamburan untuk memeluknya. Memeluk butiran air yang tak terhingga itu, memeluk jatuhnya dan membuat mereka tidak selalu jatuh dengan bantuan tangan ini.  Hujan pasti bangga, ketika mengiringi banyak kisah perjuangan, kedamaian, romantisme dan kebahagiaan. Akan terasa lebih berkesan ketika kita bahagia bersama jatuhnya air-air itu.

Begitulah jatuh yang indah yang saya tahu dan tentunya saya sangat mengagumi mereka. Untuk menjadi seperti mereka, tak perlu punya banyak kekuatan untuk dibeli, yang pasti harus punya keyakinan untuk memberi tanpa diberi. Ini saya, yang akan selalu mengagumi kehebatan mereka, terutama Kuasa Allah Yang Maha Segalanya. Saya, selalu ingin jatuh dan jatuh tanpa penyesalan. Seperti kabut yang jatuh pada pohon yang sama di waktu yang sama secara statis. Saya ingin jatuh secara liar dan membuat banyak hati merindukan jatuh yang saya lakukan. Tak perlu bersaing untuk jatuh, karena dalam diam, kita bisa jatuh tanpa pamrih, jatuh dalam ketulusan pada banyak hal. Saya akan selalu berusaha untuk jatuh, terutama jatuh cinta dan menjatuhkan air mata untuk mereka yang bahkan tidak peduli pada saya :’)
Juga seperti tulisan ini, yang jatuh begitu saja di ladang haru… Selamat jatuh, selamat menikmati jatuhnya, selamat nikmati jatuhnya dengan sederhana :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar