Sepertinya
hari ini adalah hari yang luar biasa untukku. Aku ikut manggung T-Bone(Teater
Boneka) Psikologi Unair dan hari ini kami akan mengisi acara di YPAC (Yayasan
Pembinaan Anak Cacat) karena diundang oleh BEM Unair. Kali ini aku bertugas
sebagai provokator. Awalnya aku benar-benar bingung harus memperlakukan mereka
seperti apa, bahkan aku tidak bisa membedakan mana siswa-siswi YPAC atau bukan.
Mereka siswa-siswi dari TK hingga SMA. Meski kebanyakan mereka sudah besar,
tetapi usia mental mereka masih anak TK. Mereka tampak rapi dengan baju muslim.
Ada beberapa diantara mereka yang memakai kursi roda dan ada yang benar-benar
tidak bisa duduk sendiri tanpa ada sandaran. Ada yang cacat fisik dan mental, dan
ada yang cacat mental saja. Sepertinya kebanyakan dari mereka mengalami
gangguan pada syaraf mereka hingga seolah mereka tidak bisa diam.
Sungguh
pemandangan yang sangat mengharukan dan membuat sesak di dada. Tubuh mereka
besar namun mereka susah bicara dan kelakuan mereka tidak mencerminkan umur
mereka. Subhanallah… Mereka dengan senang merespon setiap pertanyaan yang
dilontarkan oleh MC, entah jawaban itu benar ataupun salah. Ada yang berteriak
histeris untuk menjawab, ada yang hanya diam saja, ada yang bingung juga. Aku
benkenalan dengan beberapa diantara mereka, aku mendengarkan langsung apa yang
mereka katakana namun aku tak sepenuhnya mengerti. Ada adik Rian, Wiwid,
Valensia, Ishak, dan aku lupa namanya. Ada adik cowok yang sepertinya sebaya
denganku, dia terlihat seperti orang biasa namun setelah aku berbicara
dengannya, dia tampak hanya menggumam dan malu-malu menjawab ketika aku
bertanya tentang namanya. Begitu luar biasa, aku berada ditengah-tengah
malaikat seperti mereka.
Saat
foto bersama, aku ikut mengatur mereka. Butuh kelembutan dan kasih sayang yang
besar untuk memperlkukan orang hebat seperti mereka. Aku membantu adik Amar kalo
gak salah namanya, dia tidak bisa duduk jika tidak ada sandaran. Aku menyesal
ketika tiba-tiba aku bersorak untuk melambaikan tangan saat difoto, karena adik Amar kaget. Begitupula ketika ada bunyi yang keras, beberapa diantara mereka
terlihat kaget. Sungguh aku hanya bisa menelan ludah.
Ahirnya
tiba ketika mereka mempersembahkan dua lagu yang dinyanyikan bersama di depan.
Ada yang kebagian menyanyi dan yang lain ada yang tak bisa bernyanyi, tapi
mungkin mereka menyanyi dalam diam. Begitu senandung bait lagu pertama
dinyanyikan, hati ini bergemuruh hebat diiringi dengan tetesan air mata. Aku
tak kuasa mendengar bait-demi bait yang menyayat hati itu, juga ekspresi
mereka. Bait pertama yang sukses membuatku menangis, “bunda… mengapa ku
dilahirkan… ayah… mengapa kudibesarkan…”, “…aku anak luar biasa…” kira-kira
seperti itu lagunya karena aku tidak hafal dan pertama kali mendengarnya. Subhanallah… itu lagu YPAC yang sangat
menamparku dan mungkin yang lain juga, karena banyak yang menahan haru dan tak
sedikit yang meneteskan air mata. Aku terlihat paling sukses membiarkan haru,
sedih, bangga dan senang dalam bentuk isak tangis.
Banyak
hal yang aku pelajari dari mereka. Tentang luar biasanya mereka dalam
keterbatasan. Tentang kasih sayang ayah bunda dan guru-guru mereka yang
membingbing mereka selalu dengan sabar. Tentang mereka yang mungkin jauh lebih
baik dariku :’)
Hanya untaian doa dan harapanku yang memeluk erat kalian. Semoga Allah mengabulkan. Aamiin :”)
Hanya untaian doa dan harapanku yang memeluk erat kalian. Semoga Allah mengabulkan. Aamiin :”)