Kawan,
ternyata cinta juga ada teorinya lohh :D udah lama aku mau post ini, tapi baru
sempet sekarang. Hehehe ^_^v
Aku
baru tahu ini ketika aku udah kuliah di Fakultas Psikologi Unair tercinta. Aku baru
benar-benar mendapatkan materi ini ketika semester II, mata kuliah Psikologi
Sosial II dengan judul PPT “Interpersonal
Attraction” oleh Prof. Suryanto. Meski sebelumnya aku udah berselancar
mencari tahu tentang Teori ini.
Jika
anda ingin mengerti tentang Teori Cinta dalam perspektif Psikologi, yuk baca
Teori Cinta menurut Pak Sternberg dibawah ini :D
Apa sih cinta itu? Topik ini aja udah jadi bahan
pembicaraan anak kecil, sayang sekali bukan? Memang cinta mempunyai banyak
pengertian, namun apakah dalam semua perspektif cinta yang anda punya itu
sehat? Ataukah cinta anda itu lengkap? Sternberg mengemukakan teorinya,Triangular Theory of Love, adalah
sebuah teori yang membahas makna, aspek dan jenis-jenis cinta. Teori ini
dikemukakan oleh Sternberg dalam jurnal Psychological Review yang berjudul “A
triangular theory of love” pada tahun 1986.
Cinta menurut Teori Segitiga Sternberg, terdiri dari
tiga aspek, yaitu : keintiman(intimacy)
, gairah(passion), dan komitmen(commitment). Cinta yang sempurna adalah
cinta yang memenuhi dari ketiga aspek tersebut. Berikut adalah penjelasan dari
masing-masing aspek.
Gairah merupakan
elemen fisiologis yang menyebabkan seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati/merasakan
sentuhan fisik, ataupun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya.
Adanya passion ini menyebabkan dinamika kehidupan cinta antara dua
individu yang berbeda jenis kelamin karena merasa bergairah secara seksual
terhadap pasangan hidupnya. Kebutuhan seksual merupakan salah satu unsur
terpenting untuk mempertahankan kelangsungan keutuhan cinta. Namun, bila
dicermati secara mendalam, passion meliputi sentuhan fisik, membelai
rambut, berpegangan tangan, merangkul, memeluk dan mencium, serta hubungan
seksual namun itu jika mereka sudah menikah.
Gairah
cenderung terjadi pada awal hubungan, relatif cepat dan kemudian beralih pada
tingkat yang stabil sebagai hasil pembiasaan.
Passion
tiap orang berbeda tentunya, bagaimana nafsu dalam cinta diatur kadarnya sesuai
dengan kenyataan bukan keinginan. So, hati-hati bagi anda yang belum halal
melakukan passion berlebih. Hehehe
Keintiman merupakan elemen afeksi yang mendorong
individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang
dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat,
menghargai, menghormati dan mempercayai pasangan yang dicintai. Seseorang
merasa intim dengan orang yang dicintai karena masing-masing individu merasa
saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala hal.
Masing-masing merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran
pasangan hidup di sisinya.
Keintiman relatif
lebih lambat dan kemudian secara bertahap bermanifestasi sebagai meningkatkan
ikatan interpersonal. Perubahan keadaan dapat mengaktifkan keintiman, yang
dapat menyebabkan intimacy menurun
atau justru semakin naik.
Komitmen merupakan
dorongan kognitif yang mendorong individu tetap mempertahankan hubungan cinta
dengan pasangan hidup yang dicintainya. Komitmen yang sejati ialah komitmen
yang berasal dari dalam diri yang tidak akan pernah pudar/luntur walaupun
menghadapi berbagai rintangan, godaan, ataupun ujian berat dalam perjalanan
kehidupan cintanya. Adanya rintangan, godaan, atau hambatan justru akan menjadi
pemicu bagi masing-masing individu untuk membuktikan ketulusan cinta terhadap
pasangan hidupnya. Komitmen akan terlihat dengan adanya upaya-upaya tindakan
cinta (love behavior) yang cenderung meningkatkan rasa percaya, rasa
diterima, merasa berharga, dan merasa dicintai pasangan hidupnya. Dengan
demikian, komitmen akan mempererat dan melanggengkan kehidupan cinta sampai akhir hayat.
Kematianlah yang memisahkan hubungan cinta tersebut.
Komitmen
meningkat relatif lambat pada awalnya, kemudian berjalan cepat, dan secara
bertahap akan menetap. Ketika hubungan gagal, tingkat komitmen biasanya menurun
secara bertahap dan hilang.
Berdasarkan ketiga
aspek tersebut, ternyata tidak semua orang memenuhi syarat sebuah cinta yang
sempurna. Bisa saja mereka hanya memenuhi satu atau dua dari tiga aspek
tersebut. Bagaimana bila hanya terpenuhi satu atau dua aspek? Stenberg membagi
cinta dalam beberapa jenis berdasarkan aspek mana yang terpenuhi. Berikut
adalah jenis cinta atau tipe cinta yang dikemukakan oleh Stenberg.
1. Menyukai (Liking) dalam hal
ini tidak diartikan dengan sepele. Sternberg mengatakan bahwa menyukai dalam
hal ini adalah ciri pertemanan atau persahabatan sejati, di mana seseorang
merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan yang lain tetapi tidak
intens dalam hal gairah atau komitmen jangka panjang. Syarat adanya sifat
menyukai adalah terpenuhinya intimacy.
2. Cinta gila (Infatuated love)
sering dirasakan sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tapi tanpa aspek
keintiman dan komitmen pada cinta, cinta gila mungkin akan menghilang
tiba-tiba. Syarat adanya cinta gila adalah munculnya intimacy dan commitment.
3. Cinta kosong (Empty love).
Kadang-kadang, cinta muncul tanpa ada perasaan keintiman dan gairah dan itu
disebut dengan cinta kosong. Tipe cinta ini hanya ada perasaan untuk
berkomitmen tanpa ada keintiman dan gairah diatara mereka. Biasanya ini muncul
ketika ada budaya perjodohan dan sering diawali dengan tipe cinta kosong.
4. Cinta romantis (romantic love).
Mereka yang memiliki cinta romantis akan terikat secara emosional (seperti pada
nomer 1) dan adanya gairah satu sama lain. Syarat adanya cinta romantis adalah
munculnya intimacy dan passion (gairah).
5. Pasangan cinta (Companionate
love) sering ditemukan dalam pernikahan, di mana gairah sudah tidak nampak
lagi, tetapi kasih sayang yang mendalam dan komitmen masih tetap ada.
Companionate love umumnya merupakan hubungan antara Anda dengan seseorang yang
hidup bersama, tetapi tanpa hasrat seksual atau fisik. Ini lebih kuat dari
persahabatan karena dalam hubungan ini ada unsur komitmen. Salah satu contoh
cinta yang ada dalam sebuah keluarga adalah bentuk companionate
love, juga mereka yang menghabiskan banyak waktu bersama namun tidak ada
hubungan seksual dan gairah disana.
6. Cinta bodoh (Fatuous love)
dapat dicontohkan saat pacaran dan pernikahan dalam kerenggangan, di mana cinta
masih ada komitmen dan gairah, tanpa ada pengaruh keintiman seperti
keterikatan, kehangatan, dan kedekatan.
7. Cinta yang sempurna (Consummate
love) adalah bentuk lengkap dari sebuah cinta. Ini adalah tipe yang ideal
dan banyak orang ingin mencapainya. Sternberg mengingatkan, mempertahankan
cinta yang sempurna mungkin lebih sulit daripada mencapainya. Cinta yang
sempurna mungkin tidak permanen. Misalnya, jika gairah hilang dari waktu ke
waktu, mungkin berubah menjadi cinta companionate.
Keseimbangan
antara tiga aspek Sternberg yaitu intimacy, passion dan commitment
dalam cinta cenderung bergeser dan dinamis. Pengetahuan tentang aspek cinta
dapat membantu pasangan menghindari masalah dalam hubungan mereka.
So, anda termasuk
yang mana ? Hehehe Jangan lupa menyuguhkan ketiga aspek diatas ya jika anda ingin mendapatkan yang mendekati sempurna :D
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar